Pijat selama hamil (Massage in pregnancy)

Dalam kebanyakan budaya kebidanan, pijat memiliki sejarah panjang sebagai elemen kunci asuhan kebidanan, misalnya, dalam bahasa Jepang, bidan adalah ‘Samba’ yang berarti Wanita yang memijat. Setiap budaya memiliki kepercayaan, mitos, tradisi, dan ritual tentang pijat dan melahirkan. Bidan Jamaika (sebuah negara  di Amerika Utara) memiliki rutinitas pijat untuk setiap tahap persalinan, mereka memijat tubuh dengan minyak zaitun. Bidan Jepang mempraktikkan akupresur selama persalinan.

picture took from clairenuttmassagemidwife’s instagram

Profesi bidan lebih dari sekedar pekerjaan. Ini adalah peran yang menantang, bervariasi, dan spesialistik yang mengintegrasikan keterampilan, pengetahuan, dan budaya. Saat ini, semakin banyak wanita yang mengandalkan bidan sebagai tempat meminta nasihat dan bantuan baik selama kehamilan, persalinan dan pasca melahirkan. Sebagai seorang tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional, bidan bekerja sebagai mitra dengan perempuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi, aman, dan efektif, baik sebelum, selama, dan setelah melahirkan.

Pijat dapat didefinisikan sebagai “manipulasi jaringan lunak tubuh dan biasanya melibatkan gerakan (gliding) meluncur, (kneading) menguleni, (friction) gesekan, (Pressure) tekanan, (tapping) mengetuk, dan (vibrating) getar” (Field, 2002, hal 24). Manfaatnya adalah menurunkan tekanan darah dan mengurangi produksi hormon stres kortisol. Pijat diketahui dapat memberikan ketenangan, melepaskan ketegangan dan mengurangi rasa sakit serta meningkatkan hubungan antara wanita, pasangannya, bayinya juga pikiran dan tubuhnya. Pijat dan sentuhan meningkatkan kemampuan alami tubuh untuk tetap sehat selama hamil dan melahirkan. Memijat ibu selama kehamilan memungkinkan penolong persalinan menemukan teknik persalinan yang tepat untuk ibu. Pijat aromaterapi selama kehamilan (dengan penggunaan minyak yang tepat) dapat mendorong relaksasi selama persalinan.

Pijat dianggap dapat meningkatkan produksi hormon yang berhubungan dengan kenyamanan dan relaksasi, termasuk oksitosin dan endorfin (McNabb et al, 2006). Pijat pada akhir kehamilan (mulai 36 minggu), juga diakui dapat meningkatkan melatonin (hormon yang terkait erat dengan ritme tidur dan nafsu makan, terutama jika diberikan pada malam hari). Melatonin dan oksitosin memiliki hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu, merangsang pengeluaran melatonin melalui pijatan teratur selama kehamilan dapat memfasilitasi respons fisiologis oksitosin dalam persalinan.

Bidan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang pijat untuk bisa memfasilitasi keinginan wanita (klien), meningkatkan keselamatan mereka dan memastikan kesesuaian pijat yang digunakan, terutama jika bukan ahli terapi pijat yang berkualifikasi. Keamanan bagi pemberi dan penerima merupakan pertimbangan mendasar dalam praktik pijat antara perempuan dan pasangan, untuk mencegah bahaya atau memperparah kondisi yang sudah ada sebelumnya. Pemahaman tentang mekanisme tubuh, kontraindikasi dan kehati-hatian untuk penggunaan pijat yang tepat di antara pasangan merupakan elemen kunci dari asuhan kebidanan yang aman dan efektif.

Ada beberapa catatan dan kontraindikasi untuk menggunakan pijat selama hamil :

  1. Kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes yang tidak terkontrol, atau epilepsi.
  2. Kondisi kebidanan seperti perdarahan vagina, letak abnormal atau plasenta rendah, preeklamsia, kolestasis kebidanan, kehamilan ganda.
  3. Kondisi klien seperti kerusakan kulit, ruam atau memar, demam, mual atau muntah.

Telah banyak penelitian ilmiah yang menegaskan tentang pijat selama hamil ini diantaranya adalah  seorang peneliti bernama Tiffany Fields, MD, di, (Departemen Pediatri, Psikologi, dan Psikiatri di University of Miami School of Medicine dan Direktur Touch Research Institute di Miami, Florida, spesialis perkembangan bayi, terapi pijat dan sentuhan), hasil – hasil penelitiannya menyatakan bahwa pijatan teratur selama kehamilan menghasilkan

  1. Kecemasan menurun
  2. Suasana hati membaik
  3. Mengurangi sakit punggung
  4. Pola tidur yang lebih baik
  5. Nyeri kaki berkurang
  6. Mengurangi kadar hormon stres
  7. Lebih sedikit komplikasi selama persalinan
  8. Lebih sedikit komplikasi untuk bayi setelah lahir

References :

  1. Byrom, S. et. Al. 2020. Massage in Pregnancy. www.all4maternity.com. downloaded on Feb, 15, 2021.
  2. Ananda KM. 2004. The Primal Touch of Birth: Midwives, Mothers and Massage. www.midwiferytoday.com. downloaded on Feb, 18, 2021.

Author Bio