Talent Mapping bukan dukun, dan begitu juga semua assessment/tes bakat/psikotes dan model assessment apapun bukanlah dukun. Ketika kita mengisi sebuah assessment, artinya kita sudah mengetahui diri kita.

Hasil sebuah konvensi, assessment sebaiknya dilakukan mulai usia di 14 sd. 16 tahun, dengan anggapan bahwa di usia tersebut sudah memahami dirinya. Dikatakan bahwa anak usia SMU 40 – 60% sudah mengetahui dirinya, sedangkan yang telah bekerja 70 sd 90%, telah mengetahui dirinya. Namun yang menarik ada umur 9 tahun bagus hasilnya sedangkan orang usia 23 tahun masih bingung mengisinya, bahkan yang bersangkutan lulusan sebuah PTN ternama di Indonesia

Jadi sepertinya bukan umur yang mempengaruhinya. Akan tetapi adalah pengalaman, orang akan lebih mengetahui dirinya melalui pengalaman.

Bicara bakat, pasti bicara agama, karena bakat itu sudah ada sejak kita dilahirkan. Ini sesuai konsep fitrah, yang tercantum dalam Hadits Nabi SAW “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.”

Selanjutnya, bakat tidak terkait langsung dengan kinerja, artinya jika kita merasa cocok banget belum tentu kita unggul, karena kinerja itu terdiri dari 4 komponen. Dulu dinamakan KSA,

K = Knowledge (Pengetahuan)

S = Skill (Keterampilan)

A = Attitude (Sikap)

Akan tetapi ada yang menarik yaitu pada komponen A, karena disana ada elemen yang tidak bisa diubah yaitu bakat.

Saat ini berkembang istilahmya menjadi TASK, dimana T-nya adalah Talent = Bakat, namun hal inipun tidak menjamin orang akan perform/unggul dalam pekerjaannya karena dipengaruhi lingkungan. Misalnya seseorang yang masuk lingkungan tidak kondusif, maka dia tetap tidak akan perform/unggul. Yang dimaksud lingkungan disini termasuk atasan atau teman-teman di sekitarnya

Mengerucut dari bahasan di atas,  kita tidak perlu khawatir, karena pada dasarnya kita semua berbakat untuk menjadi hebat. Hanya saja bakat kita berbeda-beda. Kenali bakat kita lalu latih keterampilan yang akan menguatkan dan mengasah bakat Anda dan Anda akan menjadi hebat di sana. Jangan ajari ikan untuk terbang. Kita semua dilahirkan dengan seperangkat bakat yang unik. Inilah yang membuat kita berbeda. Inilah yang membuat kita bermakna.

Simpulannya bakat adalah pembawaan alamiah kita. Ini adalah karunia Tuhan yang diamanahkan kepada kita. Kenali bakat kita, dan kita kan mengenali mengapa Tuhan melahirkan kita di dunia.

Nah sekarang, apakah sudah tahu apa bakat Anda?


Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *