
Hari ini, 27 Desember 2020, usia saya tepat 40 tahun. Seseorang yang sudah mencapai umur 40 tahun berarti akalnya sudah sampai pada tingkat kematangan berfikir serta sudah mencapai kesempurnaan kedewasaan dan budi pekerti.
“Life Begins at Forty”, frasa berbahasa Inggris ini mungkin cukup populer bagi kita, yang dimaknai luas “Life begins at forty. This is the revolutionary outcome of our New Era. Today it is half a truth. Tomorrow it will be an axiom.”, artinya “Kehidupan dimulai pada usia empat puluh. Ini adalah hasil revolusioner dari Era Baru kita. Hari ini, kita menganggapnya sebagai setengah kebenaran. Besok itu akan menjadi aksioma (kebenaran yang nyata).
Dalam Islam, usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang istimewa. Ia dipandang sebagai tonggak awal kemapanan seseorang. Rasulullah SAW pun diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT pada usia 40 tahun. Bagi kaum sufi, usia 40 tahun dianggap sebagai pintu gerbang menuju Allah SWT. Seorang sufi besar, Syaikh Abdul Wahhab bin Ahmad Asy-Sya’rani menulis, “Telah diambil perjanjian dari kita, apabila umur telah mencapai 40 tahun, hendaklah bersiap-siap melipat kasur dan selalu ingat pada setiap tarik nafas, bahwa kita sedang berjalan menuju akhirat, sampai tak merasa tenang lagi rasanya hidup di dunia”. Yang dimaksud dengan “melipat kasur” ialah mengurangi tidur untuk memperbanyak ibadah.
Bicara usia, maka kita akan mengaitkannya dengan 3 karunia yang Allah SWT berikan untuk kita, yaitu :
1. Waktu
2. Tenaga
3. Keuangan
Bagi usia remaja, usia sekolah, sebelum bisa produktif menghasilkan uang maka “kita punya tenaga kuat, fisik kuat, waktu luang yang banyak tapi kita belum punya uang”. Lalu beranjak usia dewasa, Anda yang sudah bisa menghasilkan uang, apakah itu dengan bekerja, berbisnis, maka “Anda punya uang, punya tenaga tapi Anda tak punya banyak waktu”. Benar begitu? Dari seminggu, hanya berapa jam Anda bisa meluangkan waktu untuk me time juga hanya untuk sekedar bersenang – senang (Istilah populer saat ini family time atau quality time.) dengan pasangan dan anak – anak Anda. Lalu di usia tua, usia senja maka karunia itu pun berubah kembali “Anda punya uang, punya banyak waktu tapi Anda sudah tak punya tenaga”.
Nah, seperti itulah kebanyakan orang melewati masa – masanya. Namun apakah kita bisa memiliki kebebasan dari itu semua. Kita bebas waktu, kita bebas finansial dan juga bebas tenaga, kapanpun kita bisa melakukan apa yang kita mau. Apakah rumus untuk itu? Maka kita segeralah mendesain kehidupan ini dengan penuh perencanaan (Life Plan), jika kita tidak ingin terjebak pada kehidupan yang “mengalir” begitu saja tanpa perencanaan.
Teringat ketika saya masih berusia menjelang 30 tahun, saat itu saya diamanahi sebuah jabatan tertinggi dalam sebuah institusi pendidikan, padahal sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Namun disitulah saya mulai berpikir secara matang untuk segera membuat perencanaan hidup (life design), “di usia berapakah saya akan bebas waktu dan bebas uang” karena terbayang bahwa ketika memegang suatu jabatan struktural akan ada setumpuk pekerjaan, setumpuk tanggungjawab yang menyangkut banyak orang dan itu adalah kewajiban saya. Terbayang akan berapa banyak tenaga dan waktu yang terkuras untuk itu, dan semuanya kejadian. Akhirnya di usia 38 tahun saya memutuskan untuk “mengurangi” aktifitas yang menyangkut hak – hak orang lain, karena sebentar lagi usia saya 40 tahun.
Imam Malik berkata “Aku mendapati para ulama di berbagai negeri, mereka sibuk dengan aktivitas dunia dan bergaulan bersama manusia. Ketika mereka sampai usia 40 tahun, mereka menjauh dari manusia.” (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, 14:218)
Mohon do’a dari sahabat – sahabat semua, semoga di sisa usia saya ini, bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, selalu menebar manfaat bagi sesama dan bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh keberkahan. Semoga Allah SWT mengampuni dosa – dosa saya. Aamiin Yaa Robbal Aalamin